Hubungi Kami

info@leanconstructionblog.com

Loading the Elevenlabs Text to Speech AudioNative Player...

Hal yang luar biasa tentang sebuah kebenaran adalah kecenderungan untuk membuat sesuatu menjadi sederhana. Lean itu sederhana. Bukan sekadar sederhana secara berlebihan, tetapi benar-benar sederhana. Namun, meskipun sederhana, Lean tidaklah mudah. Mengapa? Seperti yang diungkapkan dalam buku Lean Thinking pada tahun 1996, Lean “memerlukan pengaturan ulang total dari pikiran kita”. Ini sangat berbeda dari cara kita biasanya memikirkan bagaimana pekerjaan dilakukan. Namun, begitu idenya muncul, itu mengubah cara Anda melihat. Anda tidak akan pernah memandang proyek konstruksi, proses desain, atau tim dengan cara yang sama lagi. Dan Anda tidak ingin kembali lagi. Anda bertanya-tanya mengapa kita tidak selalu melakukannya dengan cara ini. Jadi, apa itu Lean, atau lebih spesifiknya, Lean Construction?

Ini dimulai dengan pertanyaan paling dasar: Bagaimana kita menciptakan nilai (value)? Hampir setiap usaha memiliki pelanggan yang ingin atau membutuhkan sesuatu. Ada produsen untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dan ada proses produksi. Lean adalah tentang bagaimana kita memproduksi nilai. Inilah caranya:

Tarik nilai (value) kepada pelanggan dengan meminimalkan pemborosan melalui efisiensi aliran dan melakukannya dengan lebih baik dan lebih baik lagi.

Anda mungkin telah memperhatikan bahwa tidak ada sebutan spesifik tentang konstruksi. Itu karena pemikiran lean bersifat universal. Ini tidak spesifik untuk industri tertentu. Jadi, apa yang membedakan “Lean Construction” dari “Lean” lainnya? Ini berbeda dalam cara prinsip-prinsip diterapkan, dalam metode dan alat yang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan spesifik industri kita. Secara sederhana, Lean Construction adalah:

Pemikiran, metode, dan alat Lean yang memenuhi kebutuhan spesifik pada industri konstruksi.


Prinsip-Prinsip Utama Lean

Lean didasarkan pada konsep efisiensi aliran (flow). Semua orang ingin efisien. Namun, alih-alih fokus pada efisiensi sumber daya (resource), Lean berfokus pada efisiensi aliran. Apa yang kami maksud?

Efisiensi Aliran (Flow Efficiency). Ini adalah ide inti dari Lean. Alih-alih mengoptimalkan sumber daya atau langkah individu, kita mengoptimalkan keseluruhan. Kita ingin pekerjaan mengalir terus-menerus tanpa berhenti dan mulai, menunggu, atau mengulang pekerjaan. Semua orang ingin efisien, dan secara tradisional kita melihat penggunaan tenaga kerja, alat, dan waktu yang efisien. Ini semua penting, tetapi wawasan kunci dari Lean adalah fokus terutama pada aliran yang efisien.

Kita melihat aliran dari sudut pandang pekerjaan. Bayangkan sebuah proyek sebagai kano yang mengalir di sungai. Sekarang masukkan beberapa orang ke dalam kano dan berikan mereka dayung. Tujuan kita bukan agar setiap pendayung efisien. Tujuan kita adalah memindahkan kano, pekerjaan, proyek, seefisien mungkin. Kita ingin aliran yang kontinu. Inilah salah satu alasan mengapa Lean Construction sangat menekankan tim yang kolaboratif dan terintegrasi. Jika semua pendayung fokus pada diri mereka sendiri, apa yang terjadi pada kano? Kano tersebut akan zigzag, menabrak batu dan terjebak di cabang saat berhenti dan mulai di sepanjang sungai. Di sisi lain, jika semua orang bekerja sama, fokus pada aliran kano, bukankah kano itu bergerak lebih cepat dan lebih mulus? Apakah para pendayung bekerja lebih keras? Tidak. Sebenarnya, ada lebih sedikit ketegangan dan tidak ada usaha yang terbuang. Dengan fokus pada aliran kerja yang efisien, kita meningkatkan efisiensi sumber daya kita. Pemikiran Lean mencapai hasil yang lebih baik dengan usaha yang lebih sedikit. Dan itu adalah wawasan kunci dari Lean Construction. Buat pekerjaan mengalir dengan efisien.

Pelanggan (Customer). Alasan untuk melakukan pekerjaan adalah untuk mengubah sesuatu agar sesuai dengan permintaan pelanggan. Nilai tidak dapat didefinisikan tanpa adanya pelanggan. Keberhasilan didasarkan pada pemenuhan kebutuhan pelanggan.

Nilai (Value). Nilai didefinisikan oleh pelanggan. Itu adalah apa yang diinginkan pelanggan. Sebuah proyek mungkin terlebih dahulu perlu membantu pelanggan mendefinisikan nilai. Setelah didefinisikan, tugas produsen adalah menyampaikan apa yang telah disepakati. Dari sudut pandang pelanggan, itulah mengapa produsen ada. Setelah nilai didefinisikan, tujuan produsen adalah memindahkan pekerjaan melalui semua langkah yang menambah nilai seefisien mungkin. Ini adalah aliran nilai (value stream). Dan idealnya adalah aliran yang kontinu.

Pemborosan (Waste). Apa pun yang tidak bernilai. Mengayuh kano ke batu adalah usaha yang tidak menghasilkan nilai. Kano, atau pekerjaan, tidak bergerak maju. Itu adalah pemborosan. Dalam pekerjaan kita, pada proyek kita, itu mungkin termasuk mengulang pekerjaan karena cacat, mengangkut material beberapa kali di sekitar lokasi pekerjaan, menunggu jawaban RFI (Request for Information), pertemuan yang membahas isu yang sama berulang kali. Pemborosan mencakup setiap variasi dari rencana, kelebihan beban orang dan peralatan, serta delapan jenis pemborosan yaitu over-production, inventory, waiting, defects, motion, transportation, over-processing, dan unused talent. Kita ingin menghilangkan pemborosan. Ini adalah upaya yang tidak pernah berakhir untuk memiliki pemborosan yang sekecil mungkin.

Tarik (Pull). Produksi sebagai respons terhadap permintaan. Jika tidak ada permintaan, mengapa memproduksi? Alih-alih mendorong pekerjaan, memproduksi dengan mengantisipasi kebutuhan, kita memproduksi hal yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang tepat.

Lebih baik dan lebih baik (better and better). Terus-menerus meningkatkan apa dan bagaimana, produk, orang, proses, dan aliran nilai. Selalu ada sesuatu untuk diperbaiki, selalu ada pemborosan untuk dihilangkan. Kita bertujuan untuk kesempurnaan meskipun kita tidak akan pernah mencapainya. Gabungkan semuanya. Efisiensi aliran adalah inti dari “bagaimana” kita memproduksi nilai untuk pelanggan kita. Apa pun yang tidak menghasilkan nilai, seperti menunggu dan mengulang pekerjaan, kita ingin menghilangkannya. Kita membangun dalam proses kita kemampuan untuk terus-menerus memperbaiki dan menghilangkan pemborosan.

Metode dan Alat

Bagaimana kita mengambil prinsip-prinsip Lean dan menjadikannya cara kita bekerja? Metode mengoperasionalkan prinsip-prinsip tersebut. Kemudian kita menggunakan alat yang tepat untuk pekerjaan tersebut. Lean Construction mencakup metode dan alat yang diadaptasi dari industri lain, seperti 5S dan Set Based Design, atau yang telah dibuat khusus untuk Konstruksi, seperti Last Planner System®.

Pertimbangkan cara Last Planner System (LPS) membantu tim mencapai efisiensi aliran. Salah satu masalah terbesar dalam desain dan konstruksi adalah fragmentasi. Alih-alih satu organisasi yang bekerja di bawah satu atap, proyek kita melibatkan puluhan organisasi yang mengkhususkan diri dalam berbagai aspek proyek. Ini menciptakan pemborosan akibat kurangnya koordinasi dan komunikasi yang buruk. Ini seperti semua orang di kano mendayung dengan cara mereka sendiri. LPS membantu menyatukan semua orang untuk fokus pada aliran. Menggunakan alat seperti sticky notes dan papan perencanaan, atau kadang-kadang alat digital, pekerjaan menjadi terlihat. Dengan Pull Planing dari sebuah tonggak, tim memahami apa yang dibutuhkan setiap trade untuk hand-off yang lancar. Mereka mengidentifikasi dan membersihkan potensi hambatan yang dapat menghalangi aliran pekerjaan. Mereka mengoptimalkan keseluruhan. Setiap minggu, mereka merefleksikan kinerja minggu lalu. Jika ada yang terlewat, mereka mengidentifikasi akar penyebab dan menyesuaikan, terus-menerus memperbaiki. Masih banyak lagi yang bisa dibahas tentang LPS, tetapi ini menggambarkan bagaimana metode dan alat mengoperasionalkan prinsip-prinsip lean.

Metode dan alat apa lagi yang digunakan dalam Lean Construction? Untuk pembelajaran dan pemecahan masalah, kita mungkin menggunakan Study Action Teams, Plan-do-check-adjust, 5 Whys, diagram Fishbone, A3’s, dan Kaizen. Tim proyek mungkin menggunakan Integrated Project Delivery (IPD), Big Rooms, kontrak dengan Integrated Form of Agreement (IFOA), atau papan Kanban. Di lapangan, 5S adalah metode yang sangat efektif. Di kantor, Value Stream Mapping (VSM) membantu kita melihat bagaimana pekerjaan mengalir melalui organisasi kita. Banyak dari ini saling terkait dan tumpang tindih, yang masuk akal karena semuanya dibangun dari fondasi yang sama.

Atribut Organisasi Lean

Ada hubungan erat antara prinsip, proses, dan orang. Proses yang baik, dibangun di atas prinsip lean, dapat mendorong perilaku yang tepat. Demikian pula, orang-orang yang berpikir lean mendorong perbaikan berkelanjutan. Apa atribut organisasi kritis yang diperlukan untuk menarik nilai kepada pelanggan kita dengan pemborosan yang paling sedikit melalui efisiensi aliran dan melakukannya dengan lebih baik dan lebih baik?

Organisasi lean sering disebut sebagai organisasi pembelajaran. Jika Anda tidak belajar, Anda tidak memecahkan masalah, Anda tidak menjadi lebih baik dalam keterampilan Anda, Anda tidak berinovasi atau terus-menerus memperbaiki. Organisasi pembelajaran tercermin dalam orang-orang dan proses yang memungkinkan dan mendorong pembelajaran terjadi. Harus ada cara untuk mengubah ide menjadi pekerjaan standar.

Selain itu, untuk membuat pekerjaan mengalir melibatkan interaksi antara orang. Karena ada lebih dari satu orang di kano, kita perlu mengenali peran signifikan setiap orang dalam mencapai alur proyek yang efisien Ini adalah penghormatan terhadap orang-orang. Terkait erat adalah kolaborasi. Tanpa kolaborasi, kita menghambat aliran. Kunci untuk bekerja sama adalah kepercayaan. Ini seperti minyak pada mesin. Orang-orang yang dapat dipercaya adalah dasar dari kepercayaan. Siapa yang ada di tim itu penting. Dan disiplin sangat penting, namun sering diabaikan. Tanpa usaha yang terarah, fokus, teliti, dan konsisten, kita akan mengurangi kemampuan kita untuk menciptakan nilai.

Atribut kunci lainnya adalah kesadaran atau kejelasan. Ini adalah melihat segala sesuatu sepanjang waktu. Ini adalah melihat hal-hal apa adanya. Informasi yang buruk mengarah pada keputusan yang buruk. Kita tidak dapat mengelola apa yang tidak dapat kita lihat. Aspek penting dari ini adalah manajemen visual. Demikian pula, kita perlu tahu ke mana kita pergi. Organisasi lean memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang spesifik dan fokus pada pencapaian tujuan tersebut.
Sejauh mana atribut-atribut ini ada dalam organisasi kita secara langsung berkaitan dengan kemampuan kita untuk menerapkan prinsip-prinsip Lean. Ini terutama benar dalam desain dan konstruksi karena kita sangat bergantung pada orang dan informasi.

Apa yang Akan Anda Lakukan Setelah Ini

Artikel ini, dan sisa dari Lean Construction 101, membantu Anda membangun fondasi dan mengarahkan Anda ke arah yang benar. Jangan lupakan prinsip-prinsip inti Lean. Ini akan membantu Anda melihat dan menghargai mengapa dan bagaimana menerapkan serta mempraktikkan berbagai metode lean. Jangan pernah menganggap diri Anda seorang ahli. Teruslah membaca. Teruslah belajar. Sama pentingnya adalah mulai melakukan. Namun, berhati-hatilah, jangan menciptakan pemborosan dengan melakukan lebih dari yang Anda atau tim Anda siap untuk lakukan. Tarik nilai dengan menerapkan apa yang dapat Anda gunakan. Bagi banyak orang, upaya pertama mereka berfokus pada Last Planner System. Bagi yang lain, itu adalah Study Action Team. Untuk trade khusus, 5S mungkin menjadi titik awal terbaik. Langkah demi langkah kita menjadi organisasi lean. Dan kemenangan k

Sumber: https://leanconstructionblog.com/What-is-lean-construction-start-here.html

add one

David adalah pendiri Milestone Lean Consulting. Ia membantu proyek dan organisasi dalam transformasi Lean, Sistem Last Planner®, dan perbaikan aliran nilai. Ia menciptakan pelatihan 5S untuk Lean Construction Institute dan merupakan instruktur program pendidikan Lean Construction AGC.


Muhamad Abduh adalah guru besar teknik sipil di ITB, pada bidang kepakaran manajemen operasi konstruksi. Kegiatan penelitian penulis banyak dilakukan pada ranah operasi konstruksi, rantai pasok konstruksi, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk konstruksi dan konstruksi berkelanjutan. Penulis menulis 116 artikel baik dalam bentuk majalah, buku referensi, prosiding konferensi dan jurnal baik nasional maupun internasional. Penulis mengampu lebih dari 20 mata kuliah, dengan rata-rata per tahun mengampu 9 mata kuliah. Penulis juga aktif dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat bekerja sama dengan pemerintah, dan praktisi konstruksi. Saat ini penerjemah adalah Ketua Umum Ikatan Ahli Manajemen Konstruksi Ramping Indonesia (IAMKRI) periode 2024-2027 (https://iamkri.id).